Kurikulum Pesantren
Pondok pesantren adalah sistem
pendidikan Islam yang umumnya dikenal dan dikategorikan sebagai sistem
tradisional. Namun, ada tendensi pesantren tertentu yang mengembangkan sistem
mereka dari tradisional ke dalam bentuk pendidikan modern.
Dilihat dari perkembangannya, hingga saat ini, sistem pembelajaran di pondok
pesantren memiliki beberapa karakteristik atau ciri khas, sebagai berikut:
- Pendidikan agama Islam yang dikelola secara tradisional maupun modern dan biasanya disebut dengan istilah "ngaji";
- Kurikulum yang diakui pemerintah (ada dua jenis yang berbeda untuk dipilih);
- pelatihan keterampilan kerja;
- pengembangan karakter.
Kurikulum pada pondok pesantren memungkinkan memiliki beberapa komponen dengan didasarkan pada jenis atau tipe pesantrennya untuk menentukan sistem pendidikannya: tradisional dan/atau modern.
Kurikulum Pesantren Salaf
Pada tipe pondok pesantren salaf,
biasanya merupakan pendidikan non formal yang bersifat tradisional. Kurikulum
pembelajaran di pesantren salaf hanya berkaitan dengan agama Islam dan
menjadikan kitab-kitab klasik (seperti Kitab Kuning) sebagai referensi.
Kurikulum Pesantren tradisional cenderung menerapkan dan mempertahankan metode
pengajaran yang konvensional namun unik, seperti: sorogan, bandongan, halaqah,
serta mudhakarah. Materi bidang studinya dikategorikan dalam 3 golongan utama,
yaitu:
- Kitab-kitab dasar,
- Kitab-kitab menengah, dan
- Kitab-kitab besar.
Penyelenggaraan pendidikan atau kurikulum pesantren pada tipe salaf sangat kuat dipengaruhi oleh pemikiran dari para ulama atau Kiyai.
Kurikulum Pesantren Modern
Sebagai bentuk respon terhadap modernitas, beberapa pihak penyelenggara pondok pesantren melakukan upaya desain ulang terhadap kurikuler atau kurikulum pembelajaran. Hal ini menjadi bagian dari upaya meminimalisir resiko buruk sekaligus sebagai tindakan antisipasi terhadap berpotensi bahaya dampak modernisasi pada moral.
Dimulai pada paruh kedua abad ke-20, beberapa pesantren
mulai menambahkan kurikulum yang diakui negara berupa mata pelajaran sekuler
(umum) ke dalam pembelajaran di pondok pesantren. Penambahan kurikulum ini
telah mempengaruhi sistem pondok pesantren tradisional dan menyebabkan kontrol
yang lebih besar oleh pemerintah nasional.
Di sisi lain, pesantren modern memiliki sistem pembelajaran yang dimodifikasi
agar sesuai dengan kurikulum sekolah dengan menekankan objek studi Islam dan
menggunakan metode pengajaran modern penuh. Pada umumnya jenis pesantren modern
menambahkan dan menggunakan kurikulum dari pemerintah untuk mengajarkan ilmu
pengetahuan umum.
Meski menggunakan kurikulum, metode pengajaran, dan manajemen kelembagaan
modern, namun pondok pesantren tetap mempertahankan sistem nilai tradisional
untuk kehidupan sehari-hari mereka di kampus.
Mata Pelajaran Di Pondok Pesantren
Sebagai institusi sosial, pesantren
telah memainkan peran utama selama berabad-abad. Mereka menekankan nilai-nilai
inti ketulusan, kesederhanaan, otonomi individu, solidaritas dan pengendalian
diri. Pria dan wanita muda dipisahkan dari keluarga mereka, yang berkontribusi
pada rasa komitmen individu terhadap iman dan ikatan erat dengan seorang guru.
Pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan Alquran, khususnya melalui
studi bahasa Arab, tradisi eksegesis, Hadits, fiqih dan logika dengan meliputi
bidang-bidang studi atau mata pelajaran sebagai berikut:
- Tauhid,
- Tafsir,
- Hadits,
- Fiqih,
- Ushul Fiqh,
- Tashawuf,
- Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balagah, dan Tajwid),
- Mantiq, dan
- Akidah Akhlak.
Dua jenis sistem pendidikan, yaitu
kurikulum pondok pesantren dan kurikulum nasional, dilaksanakan sepanjang hari.
Siswa sekaligus santri di pondok pesantren memiliki hampir 20 jam kegiatan
mulai dari doa pagi (jam 4) hingga tengah malam dan mengakhirinya dengan
kelompok belajar di asrama. Pada siang hari, siswa mengikuti sekolah formal
(yang wajib sampai sekolah menengah pada 2005), seperti siswa lain di luar
pesantren. Sedangkan sore dan malam hari mereka harus menghadiri ritual
keagamaan dan diikuti dengan studi agama serta studi kelompok untuk
menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.
Meski pada setiap pesantren memiliki karakteristik dan kadar atau tingkat yang
berbeda di masing-masing komponen ini, namun pada dasarnya pengembangan
karakter dan moral Islam untuk santri merupakan ciri khas utama dari setiap
pesantren.